Search This Blog

Monday 20 March 2017

Benarkah Tetap Akan Masuk Syurga Walapun Tidak Shalat, Asalkan Sepanjang Hidup Berbuat Kebajikan

Akhir-akhir ini banyak sekali pendapat yang mengatakan "Seseorang tetap akan masuk syurga meskipun tidak shalat, asalkan sepanjang hidupnya melakukan kebajikan".

Sumber : brilio.net

Pertanyaan yang kemudian muncul dalam benak seorang muslim kemudian adalah "Apakah di benarkan seseorang yang mengaku beriman, tetapi tidak melaksanakan shalat?". 

Beriman artinya percaya berasal dari bahasa Arab. Sedangkan menurut istilah pengertian iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan tindakan (perbuatan).

Jadi jika seseorang mengaku beriman konsekuensinya ia harus melaksanakan segala yang di imaninya, termasuk di antaranya adalah melaksanakan shalat. Sebab shalat merupakan salah satu perintah Agama (Allah) yang telah di imaninya.

Dalam Al-Qur’an tentang shalat, Allah SWT berfirman :


وَاَقِيْمِ الصَّلَوةَ اِنَّ الصَّلَوةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرَ

“Kerjakanlah shalat sesungguhnya shalat itu bisa mencegah perbuatan keji dan munkar.”(QS. Al-Ankabut ayat 45)


 وَاَقِيْمُوْ الصَّلَىةَ وَآتُوْ الزَّكَوةَوَارْكَعُوْامَعَ الرَّاكِعِيْنَ

“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukulah beserta orang-orang yang ruku’.” (QS. Al-Baqarah ayat 43)


 وَاَقِيْمُوْ الصَّلَوْةَ وَآتُوْالزَّكَوةَ وَمَاتُقَدِّمُوْا لاَ نْفُسِكُمْ مِّنْ خَيْرٍ تَجِدُوْهُ عِنْدُاللهِط اِنَّ اللهَ بِمَا
 تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ

"Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat dan apa-apa yang kamu usahakan dari kebaikan bagi dirimu, tentu kamu akan dapat pahalanya pada sisi Allah sesungguhnya Allah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Baqarah ayat 110)


 وَاَقِيْمُوْ الصَّلاَةَ وَآتُوْ الزَّكَوةَ وَاَطِيْعُوْ االرَّسُوْلَ لَعَلَكُمْ تُرْحَمُوْنَ

 "Dan kerjakanlah shalat, berikanlah zakat, dan taat kepada Rasul, agar supaya kalian semua diberi rahmat." (QS. An-Nuur ayat 56)

Untuk menjawab pertanyaan tentang  "Apakah seseorang tetap akan masuk syurga meskipun tidak shalat, asalkan sepanjang hidupnya melakukan kebajikan?".

Ada dua istilah untuk masalah ini :
  1. Amal sebagai seorang Islam
  2. Seorang Islam yang durhaka
Sebagai seorang islam tentunya ia harus beriman kepada Allah SWT dan hari akhir yang di sebut Yaumu'lhisab (hari perhitungan), dan salah satu dari Arkamu'l'islam (rukun islam) ialah mendirikan shalat (melaksanakan shallat).

Shalat wajib yang di laksanakan ialah lima waktu dalam sehari semalam, dengan ketentuan waktu dan cara mengerjakannya di peroleh dari cara yang di contohkan Nabi Muhammad SAW.

Seorang islam yang tidak melaksanakan shalat  yang fardlhu ini dinamakan "durhaka". Sebagian ulama menamakan tingkat durhaka seperti ini dengan "fasiq" sebagaian yang lain men-kwalifikasi-nya dengan "kafir".

Cukup banyak dalam Al-Quran  yang menjelaskan keutamaan shalat ini, di antaranya QS. Al Mudatstsir [74] : 38-47 bahwa setiap orang akan di masukan kedalam neraka saqar jika tidak melakukan shalat. Alla SWT dalam firmanya :


كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ رَهِينَةٌ (38) إِلَّا أَصْحَابَ الْيَمِينِ (39) فِي جَنَّاتٍ يَتَسَاءَلُونَ (40) عَنِ الْمُجْرِمِينَ (41) مَا سَلَكَكُمْ فِي سَقَرَ (42) قَالُوا لَمْ نَكُ مِنَ الْمُصَلِّينَ (43) وَلَمْ نَكُ نُطْعِمُ الْمِسْكِينَ (44) وَكُنَّا نَخُوضُ مَعَ الْخَائِضِينَ (45) وَكُنَّا نُكَذِّبُ بِيَوْمِ الدِّينِ (46) حَتَّى أَتَانَا الْيَقِينُ (47)


Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya, kecuali golongan kanan, berada di dalam surga, mereka tanya menanya, tentang (keadaan) orang-orang yang berdosa, “Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?” Mereka menjawab: “Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat, dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin, dan adalah kami membicarakan yang bathil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya, dan adalah kami mendustakan hari pembalasan, hingga datang kepada kami kematian”.” (QS. Al Mudatstsir [74] : 38-47)

Sumber : faktapers.com

Di dalam hadits ada yang diantaranya dinyatakan, bahwa amal  hamba Allah yang pertama kali di hisab kelak di  akhirat adalah shalat. 


:عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ. فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ، فَإِنْ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ قَالَ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ: انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ فَيُكَمَّلَ بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنْ الْفَرِيضَةِ، ثُمَّ يَكُونُ سَائِرُ عَمَلِهِ عَلَى ذَلِكَ”.
رواه الترمذي(1) وكذلك أبو داود والنسائي وابن ماجه وأحمد


Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., beliau berkata, telah bersabda Rasulullah SAW, “Sesungguhnya perkara/amal seorang hamba yang dihisab pertama kali adalah shalatnya. Seandainya (shalatnya) baik, maka benar-benar paling beruntung dan paling sukses, dan seandainya (shalatnya) buruk, maka dia benar-benar akan kecewa dan merugi, dan seandainya kurang sempurna shalat fardlunya, Allah ‘azza wa jalla berfirman, ‘lihatlah apakah bagi hambaku ini (ada amal) sholat sunnah (mempunyai shalat sunnah) yang bisa menyempurnakan shalat fardlunya, kemudian begitu juga terhadap amal-amal yang lainnya juga diberlakukan demikian’ ”

Hadits diriwayatkan oleh at-Tirmidzi(1), dan begitu juga oleh Abu Dawud dan Imam An-Nasai dan Ibn Majah serta Imam Ahmad.

begitu pentingnya shollat ini sehingga ada hadits lain juga menjelaskan bahwa shalat adalah tiangnya agama, yang menegakan berarti menegakan islam, sedangkan yang meninggalkannya berarti menghancurkan islam.
 shalat
Dalam pada itu ada pula hadits yang menyebutkan, bahwa mereka yang meninggalkan shollat adalah "kufur".

العهد الذي بيننا وبينهم الصلاة فمن تركها فقد كفر " رواه احمد وابو داود والترمذي والنسائي وابن ماجه .

"Perjanjian antara kita dengan mereka adalah shalat, siapa yang meninggalkannya, maka dia telah kafir." (HR. Ahmad, Abu Daud, Tirmizi, Nasa'i, dan Ibnu Majah)



إن بين الرجل وبين الشرك والكفر ترك الصلاة

"Sesungguhnya, batas antara seseorang dengan syirik dan kekufuran adalah meninggalkan shalat." (HR. Muslim, bab Al-Iman, dari Jabir bin Abdullah dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam)

 Memperhatikan hadits hadits di atas, maka orang islam yang meninggalkan shalat, di nilai "fasiq" (hadits pertama), sedang menurut hadits kedua mereka yang meninggalkan shalat di nilai "kufur" .

Tidak di sebutkan dalam hadits di atas, apakah mereka itu (yang tidak shalat) termasuk kufur ibadat ataukah kufur i'tikad. Mereka yang kufur ibadat  adalah "fasiq", dinamakan orang islam yang durhaka, akan tetapi  jika mereka kufur i'tikad, ini berarti keimanan mereka telah gugur, yang menyebabkan keislaman merekapun gugur.

Memperhatikan hal di atas, maka jika seseorang termasuk katagori kufur ibadat, maka ia termasuk golongan fasiq. Ia di anjurkan taubat dan kemudian taat melaksanakan shalat. Adapun amal baiknya akan tetap di perhitungkan.

Allah SWT berfirman :

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (97)

"Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan". (16: 97)

Nabi Muhammad SAW pernah bersabda kepada bilal, seorang muazin yang terkenal

حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا عِيسَى بْنُ يُونُسَ حَدَّثَنَا مِسْعَرُ بْنُ كِدَامٍ عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ عَنْ سَالِمِ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ قَالَ قَالَ رَجُلٌ قَالَ مِسْعَرٌ أُرَاهُ مِنْ خُزَاعَةَ لَيْتَنِي صَلَّيْتُ فَاسْتَرَحْتُ فَكَأَنَّهُمْ عَابُوا عَلَيْهِ ذَلِكَ فَقَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ يَا بِلَالُ أَقِمْ الصَّلَاةَ أَرِحْنَا بِهَا

"Seandainya aku shalat, niscaya aku dapat istirahat. Dan seakan-akan orang-orang mencelanya karena ucapannya itu. Maka ia pun berkata, Aku mendengar Rasulullah bersabda: Wahai Bilal, dirikanlah shalat. Dan buatlah kami istirahat kami dengannya". [HR. Abu daud No.4333] 

Sumber : kaltim.tribunnews.com
Nabi menekankan bahwa shalat adalah istirahat jiwa yang utama, lebih utama dari segala yang utama. di dalam shalat itu kita melepaskan soal soal hidup. Soal hutang piutang, sekalian pikiran yang bersangkut dengan soal laba rugi, soal politik dan ekonomi, bahkan seluruh soal yang berkenaan dengan soal kebendaan.
Lepaskan itu semuanya dan tunjukan kepada Yang Satu, Allah. Satunya benar benar "satu" tak terbilang. sedangkan atom yang di sangka satupun ternyata terbilang.

No comments: